Regular price €2,29 EUR
Regular price Sale price €2,29 EUR
Gula Kelapa is a natural sugar that is obtained from the juice of coconut flowers. It is a traditional sweetener that is very popular in many countries in Southeast Asia, including Indonesia. The sugar is obtained from the juice of the coconut palm, which is usually obtained by a cut into the trunk.
Gula Kelapa has a low glycemic index, which means that it slowly lifts the blood sugar level in the body and slowly drops. Compared to white sugar, Gula Kelapa also has a higher nutritional value because it contains vitamins, minerals and antioxidants.
If you are looking for a more natural and healthier alternative to conventional sugar, Gula Kelapa is a great option. It can be used in many different dishes, including tea, coffee, desserts or as an ingredient in hearty dishes such as curry. It has a light caramel -like taste that gives your food or drink a delicious note. Try it out and enjoy the unique taste of Gula Kelapa!
Ablaufdatum: 20/02/2026
Regular price €2,29 EUR
Regular price Sale price €2,29 EUR
Gula Kelapa is a natural sugar that is obtained from the juice of coconut flowers. It is a traditional sweetener that is very popular in many countries in Southeast Asia, including Indonesia. The sugar is obtained from the juice of the coconut palm, which is usually obtained by a cut into the trunk.
Gula Kelapa has a low glycemic index, which means that it slowly lifts the blood sugar level in the body and slowly drops. Compared to white sugar, Gula Kelapa also has a higher nutritional value because it contains vitamins, minerals and antioxidants.
If you are looking for a more natural and healthier alternative to conventional sugar, Gula Kelapa is a great option. It can be used in many different dishes, including tea, coffee, desserts or as an ingredient in hearty dishes such as curry. It has a light caramel -like taste that gives your food or drink a delicious note. Try it out and enjoy the unique taste of Gula Kelapa!
Ablaufdatum: 20/02/2026
Regular price €2,29 EUR
Regular price Sale price €2,29 EUR
Gula Kelapa is a natural sugar that is obtained from the juice of coconut flowers. It is a traditional sweetener that is very popular in many countries in Southeast Asia, including Indonesia. The sugar is obtained from the juice of the coconut palm, which is usually obtained by a cut into the trunk.
Gula Kelapa has a low glycemic index, which means that it slowly lifts the blood sugar level in the body and slowly drops. Compared to white sugar, Gula Kelapa also has a higher nutritional value because it contains vitamins, minerals and antioxidants.
If you are looking for a more natural and healthier alternative to conventional sugar, Gula Kelapa is a great option. It can be used in many different dishes, including tea, coffee, desserts or as an ingredient in hearty dishes such as curry. It has a light caramel -like taste that gives your food or drink a delicious note. Try it out and enjoy the unique taste of Gula Kelapa!
Masak menggunakan api kecil hingga air kering, tapi kelapa masih tetap lembab. Matikan api, biarkan hingga dingin. Setelah dingin, siap digunakan untuk isian berbagai macam kudapan.
Baru-baru ini sering kita jumpai berbagai jenis minuman kekinian yang ditambahkan brown sugar. Biasanya brown sugar ditambahkan dalam bentuk sirup berwarna cokelat pekat dengan rasa yang manis dan legit seperti karamel, yang berhasil menjadikan minuman ini sebagai minuman favorit di masyarakat. Tak heran dalam waktu singkat, minuman dengan tema brown sugar langsung menjamur di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Berbagai macam minuman dengan topping boba hingga jelly, semuanya cocok ditambahkan brown sugar. Namun seperti kita ketahui di pasaran ada terdapat banyak nama seperti brown sugar, palm sugar, gula jawa, gula merah, dan gula aren. Tapi tahukah anda perbedaan dari masing-masing nama tersebut?
Dari beberapa referensi yang kami temukan, pada penamaan berbagai macam jenis gula ini ada faktor perubahan bahasa dari waktu ke waktu sehingga pada beberapa zaman nama tersebut seringkali ambigu.
Gula kelapa dan gula aren sama-sama masuk ke dalam jenis Palm Sugar, karena terbuat dari nira atau air sadapan batang pohon yang termasuk ke dalam Famili Arecaceae atau keluarga Palem-Paleman. Disebut gula kelapa karena niranya berasal dari pohon kelapa sedangkan gula aren berasal dari nira pohon aren. Sementara itu gula jawa sebenarnya adalah nama lain dari Palm Sugar. Disebut gula jawa karena secara historis daerah Indonesia yang memiliki pabrik pengolahan gula terbanyak pada zaman kolonial adalah Jawa. Di daerah lainnya gula Jawa disebut juga dengan gula merah dilihat dari penampakan warnanya memiliki warna coklat terang kemerahan karena terbuat dari gula tebu yang tidak mengalami pemurnian. Di beberapa daerah Indonesia istilah gula merah juga dipakai untuk menyebut gula aren dan gula kelapa yang mana di Jawa disebut juga sebagai gula jawa.
Gula jawa merupakan salah satu gula yang kerap dipakai dalam masakan kuliner Indonesia. Warnanya khas yaitu coklat gelap kemerah-merahan dan jenis gula ini sering disebut sebagai gula merah. Gula Jawa banyak dijual dalam bentuk silinder kecil yang padat. Biasanya gula Jawa banyak ditemukan pada jajanan tradisional Indonesia seperti, getuk dan gemblong.
Yang terakhir yaitu brown sugar berasal dari gula putih/gula tebu yang ukuran butirannya halus dan seragam namun diberikan sirup molase sehingga berwarna kecoklatan. Brown sugar juga akan mudah larut di dalam cairan seperti mentega leleh. Sedangkan palm sugar tidak dapat larut dengan baik jika dicampur ke dalam mentega dan dapat meninggalkan corak butir-butir pada makanan yang dipanggang. Namun, palm sugar akan larut dengan baik jika dicampurkan ke dalam air. Oleh karena itu, palm sugar dapat ditambahkan ke dalam minuman kopi atau teh.
Untuk lebih mudahnya berikut tabel perbedaan masing-masing gula :
tag: perbedaan Brown Sugar Palm Sugar Gula Merah Gula Jawa Gula Aren Gula Kelapa Gula Tebu, perbedaan Brown Sugar Palm Sugar Gula Merah Gula Jawa Gula Aren Gula Kelapa Gula Tebu
JAKARTA, KOMPAS.TV- Bendera Merah Putih adalah salah satu identitas negara Indonesia. Pada peringatan HUT RI setiap 17 Agustus, bendera Merah Putih dikibarkan di Istana Negara, tempat umum hingga rumah-rumah masyarakat.
Sejarah merah putih sebagai bendera negara Indonesia memiliki beragam fakta yang cukup menarik. Berikut serba-serbi bendera Merah Putih yang dikutip dari laman kemdikbud.go.id.
1. Bendera Merah Putih Dikenal Sejak Masa Majapahit
Sejarah merah putih sebagai bendera negara Indonesia memiliki asal-usul yang cukup menarik. Asal-usul bendera merah putih disebut telah ada sejak ratusan tahun lalu.
Baca Juga: Momen Jokowi Tepuk Tangan Apresiasi Pengibaran Bendera Merah Putih oleh Paskibraka HUT ke-78 RI
Bendera atau panji merah putih dahulu digunakan sebagai lambang kebesaran kerajaan. Warna merah putih sebagai lambang kerajaan pertama kali ditemukan dalam Prasasti Gunung Butak peninggalan Majapahit sekitar 1294 M.
Kemudian panji merah putih digunakan oleh perhimpunan mahasiswa Indonesia di Belanda. Penggunaan bendera itu berawal ketika perhimpunan mahasiswa Belanda menghadiri konferensi di Driebergen pada 1920.
Sultan Hamengkubuwono VIII yang turut menghadiri acara tersebut datang menggunakan mobil dengan umbul-umbul "gula-kelapa". Hal ini menjadi inspirasi bagi para mahasiswa untuk membuat bendera dengan warna yang sama.
Untuk memberikan corak lain, ditambahkanlah kepala kerbau pada bendera itu. Bendera itu kemudian ditempatkan di gedung pertemuan para mahasiswa.
Bahkan di depan bendera itu, para mahasiswa disebut banyak yang mengheningkan cipta sebelum menempuh ujian.
2. Dijahit Ibu Fatmawati
Bendera Merah Putih dijahit oleh Ibu Fatmawati, istri Ir. Soekarno sekaligus Ibu Negara pertama Indonesia. Bendera Pusaka yang dijahitnya itu berhasil berkibar saat proklamasi yang dilaksanakan di halaman rumah Soekarno dan Fatmawati, yaitu Jalan Pegangsaan Timur No.56.
Bendera Merah Putih yang dijahit Fatmawati terbuat dari bahan katun Jepang berukuran 276 x 200 cm. Bendera tersebut kemudian dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
3. Keberadaan Bendera Merah Putih Asli dan Replika Ketiga
Baca Juga: Detik-Detik Pengibaran Bendera Merah Putih di Upacara HUT ke-78 Indonesia
Bendera merah putih yang pertama kali dikibarkan adalah bendera yang dijahit oleh Ibu Fatmawati pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Bendera ini disebut dengan Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih.
Bendera pusaka tersebut terus dikibarkan pada upacara peringatan hari kemerdekaan Indonesia di Istana Merdeka hingga 1968. Kemudian diganti dengan bendera replika dari bahan sutera (bendera merah putih replika pertama).
Bendera replika pertama dikibarkan pada 1969 hingga 1984. Kemudian setelah terlihat kusam, bendera replika kedua dibuat dan dikibarkan pada 1985 hingga 2014.
Duplikasi Bendera Merah Putih ketiga sudah dibuat sejak 1995. Namun disimpan dan baru dikibarkan pada 2015 hingga saat ini. Sementara Bendera Pusaka yang asli disimpan di Monumen Nasional karena sudah pudar dan rapuh.
4. Sejak 2016 Kirab Bendera Merah Putih Menuju Istana
Pada tahun 2016, untuk pertama kalinya bendera merah putih dibawa dalam sebuah kirab menjelang acara detik-detik HUT Kemerdekaan RI. Kirab ini menggunakan kereta kencana Ki Jaga Rasa yang ditarik oleh beberapa ekor kuda dan diiringi sejumlah pasukan berpakaian nusantara.
Selain bendera merah putih, kirab juga membawa teks proklamasi memasuki halaman Istana Negara.
Kereta kencana ini juga kembali digunakan untuk membuka rangkaian upacara HUT Kemerdekaan RI pada 2017, 2019, 2022 dan 2023.
Bahan unti kelapa :, kelapa muda, parut, gelundung gula merah, potong sisir halus, gula pasir, tambahkan bila suka manis, daun pandan, garam, Bahan kuenya :, tepung ketan putih, tepung ketan hitam, santan,bisa kurang dan lebih tergantung kelembapan tepung, daun pisang untuk membungkus
Belanja di App banyak untungnya: